Senin, 03 September 2007

Temukan Arti Gentleman Sebenarnya!

Beberapa hari yang lalu saya menemukan seorang blogger yang menulis demikian,

“Saya sih selalu merasa tersanjung dan respect sama cowok-cowok gentle yang masih memperlakukan cewek with certain manner. Yang namanya cowok gentle, dia akan bersikap gentleman kepada semua cewek. Saya sendiri nggak tau kenapa saya selalu punya penghargaan yang lebih sama cowok-cowok gentle. Untuk saya pribadi sih, di jaman yang serba sibuk ini, ketika orang udah mulai nggak peduli sama urusan orang lain, I’ll consider such a gentle treatment as a cute and sweet little thing.”

Lalu saya juga jadi ingat sebuah jokes yang sering beredar di internet, berbunyi seperti ini:

Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek, cewek bilang, “Ini dia cowok gentleman.”
Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek, cewek bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”

Dua contoh kutipan di atas hanya seperempat ons dari ratusan ribu kwintal nasihat percintaan yang mengagung-agungkan sebuah karakteristik yang kita kenal dengan istilah Gentleman. Begitu semaraknya pandangan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk mendengar ‘sikap seorang gentleman’ disebutkan sebagai kunci sukses dalam kehidupan cinta dari sejumlah publik figur, baik dalam maupun luar negeri.

Cewek selalu menyatakan bahwa mereka mendambakan seorang gentleman karena sikap mereka yang menawan, penuh perhatian, sensitif, romantis, tidak memaksakan kehendak, sabar, rela berkorban, mampu melindungi dan memenuhi kebutuhan pasangan.

Lalu jika kamu seperti kebanyakan cowok lainnya di muka bumi ini, kamu pasti diganggu dengan pertanyaan, “Selama ini gue udah kerjain semuanya, tapi kok ngga dapetin hasil yang sama dengan cewek gebetan gue?”

“Gue masih kurang gentleman gimana lagi? Nih cewek udah jelas-jelas ngomong dengan mulut bibirnya sendiri kalo gue tuh satu-satunya cowok yang bisa ngerti dia luar dalem, dan semua teman cowoknya ngga pernah bisa perlakuin dia kayak gue. Tapi kenapa dia maunya temenan aja, ngga mau jadian ama gue?”

Lalu pertanyaan yang paling pilu, “Dia sampe nangis terharu ketika bilang semua kelembutan dan perhatian gue ke dia tuh ngebikin dia ngerasa spesial banget dan mungkin gue sbenernya adalah cowok yang tepat untuk dia, tapi dia tetep ngga bisa ninggalin cowoknya skalipun jelas cowoknya itu brengsek dan nyiksa perasaannya banget. Dia minta gue untuk tinggalin dan lupain dia, trus dia bakal terus doain gue supaya gue bisa nemuin cewek yang lebih bernilai dan layak daripada dia. Kenapa? Kenapa?!?!”

Maaf, saya tidak bermaksud menggores lagi luka-luka tersebut, sobat. Saya berjanji tidak akan menjadikan artikel kali ini sebagai momen tisu dan air mata.

Saya hanya ingin mengajakmu berpikir dengan baik. Ini akan menjadi Momen Lampu Menyala Di Atas Kepala.

Jika kamu mengoreksi kembali semua pengalamanmu selama ini, apakah benar cewek menginginkan seorang Gentleman?

Pada titik ini, saya tidak bisa menjawabnya dengan pendek.

Saya hanya bisa melakukan secara bertahap, yakni pertama-tama dengan menyampaikan apa yang pernah diucapkan oleh Kei beberapa workshop yang lalu, “Gentleman itu bukan gabungan antara kata ‘gentle’ dan ‘man’ yang bisa diartikan sebagai ‘cowok baik, ‘cowok lembut’, ‘cowok perhatian,’ atau sejenisnya.”

That is so true, guys.

Kata Gentleman memiliki akar dari kata dalam bahasa Perancis, Gentilhomme, yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai, karakter dan status yang tinggi. Dalam kamus Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut:
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.

Apakah hal-hal di atas sesuai dengan pengertian gentleman yang sering kamu dengan dari orangtua, teman-teman cewek, film-lagu-novel dan buku psikologi populer tentang percintaan di jaman modern ini?

Ketika mereka menyarankanmu untuk menjadi seorang gentleman saat mendekati seorang cewek, apakah yang mereka maksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang menguji nilai cewek tersebut agar dapat menentukan apakah dia cukup kompatibel dengan standar dirimu yang berkelas?

Sama sekali tidak!

Kamu selama ini justru diajarkan untuk terus merayu, membujuk, menyogok dan menyakinkan dirinya bahwa kamu perlu diberi kesempatan untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Semenjak awal pendekatan, kamu sibuk membuatnya menjadi merasa lebih bernilai dan berkelas daripadamu, dengan harapan dia merasakan ikatan yang spesial bila sedang bersama denganmu.

Kamu secara rutin membuktikan bahwa dirimu lebih ‘gentle’ daripada semua cowok lain yang ingin mendekatinya. Itu sebabnya kamu suka mendengarkan semua curhatannya tentang satu cowok brengsek yang menarik perhatiannya. Itu sebabnya kamu tidak pernah ingin ketinggalan memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil kepadanya, seperti membukakan pintu mobil, selalu ada bila dibutuhkan, menyediakan pundak untuk menangis, memberitahu jam makan, atau sekedar mengingatkan dia agar jangan tidur kemalaman.

Bukannya hal-hal tersebut salah, guys.

Saya, Kei, dan Jet melakukan hal-hal tersebut ...

… tapi kami tidak melakukannya pada cewek-cewek yang kami sedang berusaha dekati! Kami hanya memberikannya kepada sejumlah cewek yang memang sudah melalui proses eliminasi tertentu dalam hubungan kami, itu pun dilakukan dengan menjaga frekuensi tertentu agar tidak menjadi senjata makan tuan.

Mengapa kamu tidak bisa melakukan hal-hal tersebut ketika sedang pendekatan dengan seorang cewek impianmu?

Ya karena itu semua adalah tindakan A Man Who Is Gentle, bukannya Gentleman seperti yang digambarkan pada arti kata sebenarnya!

Sekali lagi, Gentleman bukanlah cowok gentle. Dia tidak akan mendekati seorang cewek yang menarik perhatiannya dengan cara memberikan piutang kebaikan dan perhatian. Dia tidak akan menurunkan standar dan menjadi murahan dengan terlalu banyak berkorban untuk sang cewek sebelum cewek itu membuktikan bahwa dirinya layak dan mampu menghargai kesempatan seperti itu.

Bahkan, seorang Gentleman tidak keberatan untuk bersikap ‘kejam’, keras dan tidak gentle kepada seorang cewek cantik yang tidak bisa menunjukkan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar penampilan menarik.

Istilah ‘chivalrous’ pada definisi Webster di atas berbicara tentang kualitas Ksatria Berkuda dan Tentara Kerajaan di Eropa abad ke-14 dan 15. Pada era tersebut, Gentleman adalah istilah yang diberikan kepada orang yang tidak perlu bekerja terus-menerus untuk menghidupi diri dan keluarganya karena dia mendapatkan kebutuhannya dengan cara menuruti titah Raja untuk sesekali pergi berperang demi membela kerajaan ataupun memperlebar wilayah kekuasaan.

Mereka sama sekali tidak ‘gentle,’ malahan tipe cowok petarung yang sangat percaya diri dan dominan, tidak menyukai basa-basi, hidup dari satu aksi ke aksi lainnya, menyukai tantangan baru, dan tidak akan ragu-ragu untuk menyeleksi bila melihat seorang cewek yang menarik perhatiannya. Jika cewek tersebut mampu memenuhi kriteria tertentu yang diinginkan, barulah sang Ksatria akan memberikan apresiasi dan perlakuan yang lebih spesial terhadapnya dibandingkan terhadap cewek-cewek lain.

Apa yang terjadi enam abad setelah itu? Istilah Gentleman masih terus beredar, namun ia sudah berubah menjadi sekumpulan cowok-cowok yang rajin memperlakukan setiap cewek jalanan manapun yang menarik perhatian sebagai seorang Tuan Putri, karena berharap dia akan memperlakukannya balik sebagai Tuan Pangeran.

Itu tidak akan terjadi, sobat!

That’s not being a Gentleman. That’s just being A Gentle Man.

Lebih jauh lagi: A Gentle Man yang melakukan gentle acts tidak akan mendapatkan hasil yang sama dengan A Gentleman yang melakukan gentle acts.

Mengapa?

Karena A Gentle Man tidak memiliki ‘high standard’ dan ‘chivalrous quality’ yang justru sangat dibutuhkan dalam fase pendekatan dengan lawan jenis. Hal-hal tersebut menjadi modal yang kamu perlukan untuk melipatgandakan semua sikapmu sehingga memicu ketertarikan dari cewek yang kamu inginkan.

Tidak mengerti?

Saya pernah membaca sebuah artikel di Newsweek tentang banyak orang yang mengagumi kerendahan hati Bill Clinton yang selalu ingin menuangkan sendiri minuman teh kepada setiap tamu yang berkunjung, sekalipun sebenarnya dia bisa saja menyuruh asisten untuk melakukannya.

Dia hanya menuangkan minuman, bro, bukan tindakan yang spesial sama sekali. Kamu sudah sering bertamu ke rumah temanmu dan kamu tidak akan berpikir untuk menganggapnya rendah hati sekalipun dia menuangkanmu minuman berkali-kali. Tapi bila Presiden Amerika Serikat melakukannya padamu, kamu akan otomatis merasa itu sebagai sebuah aksi yang luar biasa.

Sekali lagi, Gentleman adalah seseorang dengan nilai tinggi yang tidak akan sembarangan mengobral dirinya sehingga apapun perbuatannya akan menimbulkan reaksi yang lebih daripada normal, bahkan semakin meningkatkan nilai dirimu.

Kita selalu menginginkan hal yang tidak bisa kita dapatkan, hal ini sangat jelas sekali bisa terlihat dalam psikologi percintaan. Ketika seorang cewek merasa kamu adalah Cowok Gentle yang suka menyumbangkan Gentle Acts padanya, dia tahu kamu sudah pasti miliknya. Itu sebabnya sekalipun dia bilang kamu adalah satu-satunya cowok yang paling mampu membahagiakan dirinya, dia tidak tertarik untuk menjalani hubungan itu denganmu.

Itulah kamu yang dahulu, yakni seorang 'Gentle Man' karena mendengar cewek-cewek yang bilang mereka menginginkan seorang 'Gentleman', padahal ada jurang perbedaan besar di antara keduanya.

Pusing dengan semua dekonstruksi di atas? Tidak masalah. Setidaknya kamu kini tahu bahwa kegagalan romantika yang kamu alami selama ini sedikit banyak disumbangkan karena masalah sepele seperti perbedaan interpretasi dan cara penulisan sebuah konsep.

Itu sebabnya saya, Kei, dan Jet banyak membedah dan menciptakan terminologi baru agar kamu dapat belajar untuk meneliti dengan seksama letak kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan topik artikel kali ini, kami mengajakmu untuk meninggalkan istilah Gentleman yang sudah terlalu tua dan kompleks itu dan merangkul paradigma yang baru: Glossy.

Glossy is the new, better, not-misleading and much improved word for Gentleman.

Seorang cowok Glossy memenuhi setiap definisi seperti yang disebutkan oleh kamus Webster seperti di atas.

Seorang cowok Glossy bukanlah Cowok Gentle, namun tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk menunjukkan Gentle Acts pada cewek yang layak mendapatkannya.

Seorang cowok Glossy bahkan tahu bagaimana memakai Ungentle dan Rude Acts terhadap cewek-cewek pada proses seleksi yang justru akan membuat mereka semakin penasaran untuk mengejarnya.

Seorang cowok Glossy menikmati semua petualangan dan mendasari seluruh keputusan romantika hidupnya berdasarkan tiga buah kunci utama yang hanya akan kamu pelajari ketika mengikuti program premium Hitman System.

Saya meminta kamu untuk TIDAK mendaftar program kami jika apa yang kamu baca dalam artikel ini bukan hal yang baru, tidak menjawab sebagian besar kebingunganmu selama ini, atau tidak berbicara banyak kepadamu tentang hal-hal seputar pendekatan terhadap cewek. Karena jika kamu merasa sudah terbiasa berpikir dengan model apapun yang kamu barusan baca di sini, kamu akan bisa menemukan sendiri sejumlah cara alternatif tentang bagaimana menyudahi kejombloanmu.

Namun jika kamu merasa seperti tersentak dan melihat lampu bohlam itu mulai menyala berkedip-kedip di atas kepalamu, mungkin workshop atau seminar adalah solusi terbaik yang perlu kamu ikuti sebelum lampu itu kembali mati dan kamu kehilangan segalanya.

So, Glossy Guys, saya akan mengakhiri artikel dengan anekdot ini.

Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek, cewek bilang, “Ini dia cowok gentleman.”
Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek, cewek bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau cowok Glossy nuangin air ke gelas cewek, cewek bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”

Tidak ada komentar: